Pada umumnya, apalagi beasiswa yang kriteria utama seleksinya adalah prestasi akademis, nilai atau prestasi akademis menjadi salah satu syarat utama untuk lolos selsksi. Persiapan untuk mendapatkan nilai atau prestasi akademis yang bagus tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Prestasi akademis yang tercermin dari nilai yang diperoleh, merupakan hasil akhir dari suatu proses belajar yang panjang, sejak awal belajar sampai ujian akhir. Jadi kalau kita mau mendapat prestasi akademis yang bagus, satu-satunya jalan adalah belajar dengan sungguh-sunngguh dan tekun sejak awal menempuh jenjang pendidikan tertentu.
Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama, selain prestasi akademis, adalah penguasan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Hampir semua beasiswa luar negeri, dan beberapa beasiswa dalam negeri kelas internasional, mencantumkan syarat penguasaan bahasa Inggris pada level tertentu. Biasanya menggunakan nilai tes bahasa yang banyak diakui dan dijadikan standar penguasaan bahasa Inggris, seperti TOEFL dan IELTS. Jadi kalau kita berkeinginan untuk bisa melanjutkan kuliah di mancanegara, mau tak mau kita harus belajar dan menguasai bahasa Inggris dengan baik. Tanpa itu mustahil kita bisa lolos seleksi awal.
PERSYARATAN DAN PERSIAPAN NON AKADEMIS:
Potensi Kepemimpinan:
Banyak program beasiswa yang mencantumkan syarat potensi kepemimpinan sebagai salah satu kriteria seleksi. Memang tidak mudah menilai potensi kepemimpinan seseorang, namun dengan mempelajari rekam jejaknya dalam berorganisasi tim penilai bisa mendapatkan gambaran apakah seseorang memang punya potensi kepemimpinan atau tidak. Maka dari itu banyak program beasiswa yang mensyaratkan pelamar harus aktif berorganisasi, baik di dalam sekolah/kampus maupun organisasi di luar kampus.
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Selain potensi kepemimpinan, banyak program beasiswa yang menjadikan faktor keterlibatan pelamar dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dalam kriteria seleksinya. Mayoritas lembaga pemberi beasiswa menghendaki ilmu yang didapat oleh penerimannya bisa bermanfaat, bukan cuma buat pribadi penerima saja, namun juga berdampak positif untuk masyarakat sekitar, negara, bahkan pada level global. Para pemberi beasiswa lebih menyukai para pelamar yang sudah terbiasa dalam kegiatan-kegiatan sosial, apapun bentuknya, di masyarakat. Apalagi kalau mereka sudah punya rekam jejak kiprah pelamar dalam kegiatan yang membantu masyarakat di lingkungannya.
SYARAT DAN PERSIAPAN ADMINISTRATIF:
Selain syarat dan persiapan akademis dan non akademis di atas, kita juga harus melakukan persiapan administratif apabila serius berniat mendapatkan beasiswa. Lakukan apa yang bisa dilakukan sekarang, sekalipun belum hendak melamar beasiswa, karena tidak jarang periode pendaftaran suatu beasiswa sangat singkat sehingga kita tidak cukup waktu untuk mempersiapakan persyaratam administratifnya.
Berikut syarat-syarat dokumen yang bisa kita persiapkan dari awal:
Ijazah, Sertifikat dan Transkrip Nilai
Kita harus selalu siap dengan salinan/fotokopi Ijazah, sertifikat, serta transkrip nilai yang sudah dilegalisir oleh yang berwenang. Selain itu, kita juga harus sudah punya file hasil scan dokumen-dokumen tersebut untuk antisipasi apabila pendaftaran dilakukan secara online dan dokumen harus dikirim/diunggah softcopynya. Apabila berniat melanjutkan studi ke luar negeri, sebaiknya ijazah dan transkrip nilai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah karena biasanya dokumen ini harus dilampirkan saat mendaftar.
Curriculum Vitae (CV)
CV biasanya bersisi mengenai data pribadi, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja (kalau ada), keahlian dan keterampilan yang dimiliki, prestasi yang pernah dicapai, dan keterangan lain yang relevan. Serupa dengan Daftar Riwayat Hidup (resume), hanya CV biasanya lebih mendetail dan komprehensif. Sebaiknya kita menyiapkan juga CV dalam bahasa Inggris terutama bila kita berniat melamar beasiswa di luar negeri.
Motivation Letter dan Esai
Program beasiswa luar negeri pada umumnya mensyaratkan pelamar menulis Motivation Lettter dan, kadang-kadang, juga Esai. Motivation Letter merupakan penyataan pribadi kita untuk meyakinkan tim penilai mengapa kita layak dan orang yang tepat untuk memperoleh beasiswa. Panjang Motivation Letter kadang-kadang sudah ditentukan, misalnya maksimal 500 kata.
Berbeda dengan Motivation Letter, Esai merupakan karangan singkat mengenai satu topik yang sudah ditentukan. Esai berisi pandangan, pendapat serta pengamatan kita mengenai topik tersebut.
Motivation Letter (dan Esai) merupakan hal yang sangat mempengaruhi keputusan tim penilai apakah kita layak dan orang yang cocok untuk mendapat beasiswa, sebelum dilakukan wawancara langsung (apabila ada) untuk mengambil keputusan final. Mengingat pentingnya kedua dokumen ini, kita harus memberi perhatian sangat serius dan menghindari kesalahan sedikitpun dalam menyusun Motivation Letter dan Esai, baik itu salah ketik, salah tata bahasa, salah pemilihan kata, dan berbagai kesalahan lain. Karena itu, ada jasa profesional khusus yang bisa membantu menyunting Motivation Letter dan Esai sebelum kita kirimkan.
Karena sifatnya yang sangat spesifik terkait pada jenis atau bidang studi beasiswa yang kita lamar, serta topik yang ditentukan untuk Esai, maka hampir tidak mungkin kita menyiapkan Motivation Letter dan Esai sebelum tahu persis beasiswa apa yangkita lamar. Namun tidak ada salahnya apabila kita sudah memiliki kerangka atau template sehingga kita tinggal mengisikan konten yang sesuai saja, ini jauh lebih cepat dan mudah daripada harus menyusun dari nol.
Seperti dokumen lain, apabila hendak melamar beasiswa luar negeri, kita juga harus menyiapkan Motivation Letter dan Esai dalam bahasa Inggris.
Apabila kita hendak melamar beasiswa ke luar negeri maka ada dokumen lain yang juga perlu kita persiapkan:
Paspor
Mustahil kita bisa ke luar negeri (secara legal) apabila tidak memiliki paspor. Kebanyakan program beasiswa internasional meminta pelamar mencantumkan nomor paspor yang masih berlaku, jadi tidak ada salahnya apabila kita sudah memiliki paspor untuk antisipasi apabila diminta datanya pada saat mendaftar. Perlu diingat bahwa paspor berlaku 5 tahun, dan biasanya syarat beasiswa internasional mengharuskan paspor yang masih berlaku minimal sekian tahun.
Nilai TOEFL atau IELTS
Hal lain yang perlu kita antisipasi adalah keharusan melampirkan sertifikat nilai tes bahasa Inggris, apakah itu
TOEFL,
IELTS,
TOEIC atau tes yang lain. Dan untuk mendapatkan nilai tes-tes ini perlu waktu karena kita harus mengikuti ujian yang diadakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang untuk menyelenggarakan tes tersebut. Jadi kalau memang berniat melamar beasiswa luar negeri, sebaiknya kita sudah memiliki sertifikat nilai tes bahasa Inggris ini. Perlu diingat, biasanya yang diterima adalah hasil tes yang dilakukan tidak lebih dari 2 tahun sebelumnya. Artinya setiap 2 tahun kita harus melakukan tes lagi.
Demikian beberapa hal yang sebaiknya kita sudah persiapkan sebelum kita mendaftar program beasiswa, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sekali lagi, setiap program beasiswa memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Apa yang kita bahas dalam artikel ini hanya bersifat umum yang belum tentu ssesuai dengan syarat yang diminta untuk beasiswa tertentu.
Simak juga Pengalaman Para Penerima Beasiswa di Amerika Serikat.